26 Juni, 2011

MUTU PENDIDIKAN


1.      The Japan Industrial Standard (1960) mendefinisikan mutu sebagai keseluruhan sifat atau kinerja yang benar yang menjadi sasaran optimasi untuk menentukan apakah sebuah produk atau jasa dapat memenuhi tujuan penggunaannya.
The European Organization for Quality Control (1988) mutu adalah keseluruhan sifat dan karekteristik produk atau jasa yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memuaskan konsumen.
Mutu produk agribisnis didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan sifat–sifat khas produk yang tercipta dari kegiatan pengadaan sarana produksi, usahatani, pengolahan, pemasaran sampai dengan pelayanan purnajual dengan mengelola sifat mudah busuk, mudah rusak, voluminous dan mengurangi ketergantungan kepada musim untuk memberikan kepuasan dan memenuhi harapan konsumen.

E.1.2. Definisi Mutu
Dalam Kamus Indonesia-Inggris kata mutu memiliki arti dalam bahasa Inggris quality artinya taraf atau tingkatan kebaikan; nilaian sesuatu. Jadi mutu berarti kualitas atau nilai kebaikan suatu hal.

Dalam membahas definisi mutu kita perlu mengetahui definisi mutu produk yang disampaikan oleh lima pakar Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Berikut ini definisi-definisi tersebut :
a) Juran menyebutkan bahwa mutu produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
b) Crosby mendefinisikan mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan.
c) Deming mendefinisikan mutu, bahwa mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar.
d) Feigenbaum mendefinisikan mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya.
e) Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Meskipun tidak ada definisi mutu yang diterima secara universal, namun dari kelima definisi diatas terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut :
a. Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
b. Mutu mencakup produk, tenaga kerja, proses, dan lingkungan.
c. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan mutu saat ini, mungkin dianggap kurang bermutu pada masa mendatang).

E.1.3. Standar-standar Mutu
Standar produk dan jasa terdiri dari :
a) Kesesuaian dengan spesifikasi
b) Kesesuaian dengan tujuan dan manfaat
c) Tanpa cacat ( Zero Defects)
d) Selalu baik sejak awal
Standar pelanggan terdiri dari :
a) Kepuasan pelanggan
b) Memenuhi kebutuhan pelanggan
c) Menyenangkan pelanggan

Bagi setiap intitusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Walaupun demikian, ada sebagian orang yang menganggap mutu sebagai sebuah konsep yang penuh teka-teki. Mutu dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur. Mutu dalam pandangan seseorang terkadang bertentangan dengan mutu dalam pandangan orang lain.


Kita memang bisa mengetahui mutu ketika kita mengalaminya, tapi kita tetap merasa kesulitan ketika kita mencoba mendeskripsikan dan menjelaskannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan mutu, terutama jika mutu tersebut sudah menjadi kebiasaan kita. Namun, ironisnya, kita hanya bisa menyadari keberadaan mutu tersebut saat mutu tersebut hilang.

E.1.1. Konsep Mutu
Mutu memiliki pengertian yang bervariasi. Seperti yang dinyatakan Nomi Pfeffer dan Anna Coote setelah mereka berdiskusi tentang mutu dalam jasa kesejahteraan, bahwa “Mutu merupakan konsep yang licin”. Mutu mengimplikasikasikan hal-hal yang berbeda pada masing-masing orang. Tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang setuju terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Hanya saja, masalah yang muncul kemudian adalah kurangnya kesamaan makna tentang mutu tersebut.
Mutu merupakan suatu ide yang dinamis sehingga makna mutu juga sedikit membingungkan karena begitu luas. Akan tetapi, beberapa konsekuensi praktis yang signifikan akan muncul dari perbedaan-perbedaan makna tersebut. Edward Sallis mencoba menjelaskan konsep mutu untuk memudahkan memahami mutu dalam penjelasan berikut.

E.1.1.1) Mutu Sebagai Sebuah Konsep Yang Absolut
Beberapa kebingungan terhadap pemaknaan mutu bisa muncul karena mutu dapat digunakan sebagai suatu konsep yang secara bersama-sama absolut dan relatif. Mutu dalam percakapan sehari-hari sebagian besar dipahami sebagai sesuatu yang absolut, misalnya restoran yang mahal dan mobil-mobil yang mewah. Dalam definisi yang absolute, sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari standar yang sangat tinggiyang tidak dapat diungguli. Produk-produk yang bermutu adalah sesuatu yang dibuat dengan sempurna dan dengan biaya yang mahal. Produk-produk tersebut dapat dinilai serta membuat puas dan bangga para pemiliknya.
Suatu contoh “mobil yang bermutu” adalah mobil yang rancangan istimewa, mahal, dan memiliki interior dari kulit. Dalam kasus itu, langka dan mahal adalah dua nilai penting dalam definisi mutu. Mutu dalam pandangan ini digunakan untuk menyampaikan keunggulan status dan posisi, dan kepemilikan terhadap barang yang memiliki ‘mutu’, akan membuat pemiliknya berbeda dari orang lain yang tidak mampu memilikinya. Sebenarnya mutu dalam pengertian tersebut lebih tepat disebut dengan high quality, atau top quality (mutu tinggi).
Jika dikaitkan dengan konteks pendidikan, maka konsep mutu sedemikian adalah elit, karena hanya sedikit intitusi yang dapat memberikan pengalaman pendidikan dengan ‘mutu tinggi’ kepada peserta didik. Sebagian besar peserta didik tidak bisa menjangkaunya, dan sebagian besar intitusi tidak berangan-angan untuk memenuhinya.

E.1.1.2) Konsep Relatif Tentang Mutu
Mutu juga digunakan sebagai suatu konsep yang relatif. Pengertian ini digunakan dalam TQM. Definisi relatif tersebut memandang mutu bukan sebagai suatu atribut produk atau layanan, tetapi sesuatu yang dianggap berasal dari produk atau layanan tersebut. Mutu dikatakan ada apabila sebuah layanan memenuhi spesifikasi yang ada. Mutu merupakan sebuah cara yang menentukan apakah produk terakhir sesuai dengan standar atau belum. Produk atau layanan yang memiliki mutu, dalam konsep relatif itu tidak harus mahal dan eksklusif.
Proyektor, ballpoint, dan layanan catering sekolah bisa dikatakan bermutu jika memang telah memenuhi standar. Sehingga, pencapai mutu harus mengerjakan apa yang seharusnya ia kerjakan, dan mengerjakan apa yang diinginkan pelanggan. Dengan kata lain, ia harus sesuai dengan tujuannya.
Definsi relatif tentang mutu tersebut memiliki dua aspek. Pertama adalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi. Kedua adalah memenuhi kebutuhan pelanggan. Pada aspek pertama, penyesuaian diri terhadap spesifikasi sering disimpulkan sebagai ‘sesuai dengan tujuan dan manfaat’. Kadangkala definisi ini sering dinamai definisi produsen tentang mutu. Mutu bagi produsen bisa diperoleh melalui produk atau layanan yang memenuhi spesifikasi awal yang telah ditetapkan dalam gaya yang konsisten. Konsisten dalam hal ini adalah konsisten sesuai dengan standar atau spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Contoh, mobil Rover, Rolls-Royce dan BMW adalah produk yang memiliki mutu. Kemewahan, keindahan, eksklusifitas, dan harga tidak termasuk dalam kategori ini. Selama sebuah produk sesuai dengan spesifikasi dan standar pabriknya, maka produk tersebut adalah produk yang memiliki mutu. Pendapat tentang mutu yang demikian seringkali disebut dengan istillah mutu sesungguhnya (quality in fact) .

E.1.4. Manajemen Mutu Terpadu
Manajemen Mutu Terpadu atau Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya.

Untuk mencapai usaha tersebut digunakan sepuluh unsur TQM, yaitu :
a) Fokus pada pelanggan
Pelanggan eksternal berperan dalam menentukan mutu produk atau jasa, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan mutu tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk dan jasa.
b) Obsesi terhadap mutu
Pelanggan internal dan eksternal telah menentukan standar mutu. Dengan mutu yang ditetapkan tersebut maka organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihinya.
c) Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut.
d) Komitmen jangka panjang
Hal ini sangat penting ketika suatu organisasi baru menerapkan TQM. Untuk berubah ke budaya baru dengan penerapan TQM maka diperlukan adanya komitmen jangka panjang untuk melaksanakan penerapan TQM tersebut.
e) Kerjasama tim
Kerjasama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina, baik dengan internal organisasi maupun eksternal/stakeholder organisasi.
f) Perbaikan sistem secara berkesinambungan
Sistem yang ada diperbaiki terus-menerus agar mutu yang dihasilkan meningkat.
g) Pendidikan dan Pelatihan
Pendidika merupakan factor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan profesionalnya.
h) Kebebasan yang terkendali
Karyawan dapat ikut serta dalam pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah untuk meningkatkan ‘rasa memiliki’, namun keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana.
i) Kesatuan tujuan
j) Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Menurut Hensler dan Brunell ada empat prinsip utama damal TQM. Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kepuasan pelanggan
Kualitas ditentukan oleh kepuasan pelanggan baik internal maupun eksternal.
b. Respek terhadap setiap orang
Setiap orang dalam organisasi diberlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.
c. Manajemen berdasarkan fakta
Maksudnya, setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekadar pada perasaan (feeling).
d. Perbaikan berkesinambungan
Setiap organisasi perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan.


noun
2. 1 (ukuran) baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dsb); kualitas: kain yg -- nya rendah; meningkatkan -- pendidikan; 2 satuan ukuran ketulenan emas 24 karat: emas sepuluh -- , emas tulen (24 karat);
ber·mu·tu v 1 baik (tinggi) mutunya; berbobot: tulisan-tulisannya selalu -; 2 mempunyai mutu (kualitas): Anda dapat memilih sendiri cat yg - tinggi; 3 bertaraf: pemain bulu tangkis yg - internasional;
se·mu·tu n sama mutunya: susu kaleng tidak - dng air susu ibu




Bagi setiap intitusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Walaupun demikian, ada sebagian orang yang menganggap mutu sebagai sebuah konsep yang penuh teka-teki. Mutu dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur. Mutu dalam pandangan seseorang terkadang bertentangan dengan mutu dalam pandangan orang lain.


Kita memang bisa mengetahui mutu ketika kita mengalaminya, tapi kita tetap merasa kesulitan ketika kita mencoba mendeskripsikan dan menjelaskannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan mutu, terutama jika mutu tersebut sudah menjadi kebiasaan kita. Namun, ironisnya, kita hanya bisa menyadari keberadaan mutu tersebut saat mutu tersebut hilang.

E.1.1. Konsep Mutu
Mutu memiliki pengertian yang bervariasi. Seperti yang dinyatakan Nomi Pfeffer dan Anna Coote setelah mereka berdiskusi tentang mutu dalam jasa kesejahteraan, bahwa “Mutu merupakan konsep yang licin”. Mutu mengimplikasikasikan hal-hal yang berbeda pada masing-masing orang. Tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang setuju terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Hanya saja, masalah yang muncul kemudian adalah kurangnya kesamaan makna tentang mutu tersebut.
Mutu merupakan suatu ide yang dinamis sehingga makna mutu juga sedikit membingungkan karena begitu luas. Akan tetapi, beberapa konsekuensi praktis yang signifikan akan muncul dari perbedaan-perbedaan makna tersebut. Edward Sallis mencoba menjelaskan konsep mutu untuk memudahkan memahami mutu dalam penjelasan berikut.

E.1.1.1) Mutu Sebagai Sebuah Konsep Yang Absolut
Beberapa kebingungan terhadap pemaknaan mutu bisa muncul karena mutu dapat digunakan sebagai suatu konsep yang secara bersama-sama absolut dan relatif. Mutu dalam percakapan sehari-hari sebagian besar dipahami sebagai sesuatu yang absolut, misalnya restoran yang mahal dan mobil-mobil yang mewah. Dalam definisi yang absolute, sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari standar yang sangat tinggiyang tidak dapat diungguli. Produk-produk yang bermutu adalah sesuatu yang dibuat dengan sempurna dan dengan biaya yang mahal. Produk-produk tersebut dapat dinilai serta membuat puas dan bangga para pemiliknya.
Suatu contoh “mobil yang bermutu” adalah mobil yang rancangan istimewa, mahal, dan memiliki interior dari kulit. Dalam kasus itu, langka dan mahal adalah dua nilai penting dalam definisi mutu. Mutu dalam pandangan ini digunakan untuk menyampaikan keunggulan status dan posisi, dan kepemilikan terhadap barang yang memiliki ‘mutu’, akan membuat pemiliknya berbeda dari orang lain yang tidak mampu memilikinya. Sebenarnya mutu dalam pengertian tersebut lebih tepat disebut dengan high quality, atau top quality (mutu tinggi).
Jika dikaitkan dengan konteks pendidikan, maka konsep mutu sedemikian adalah elit, karena hanya sedikit intitusi yang dapat memberikan pengalaman pendidikan dengan ‘mutu tinggi’ kepada peserta didik. Sebagian besar peserta didik tidak bisa menjangkaunya, dan sebagian besar intitusi tidak berangan-angan untuk memenuhinya.

E.1.1.2) Konsep Relatif Tentang Mutu
Mutu juga digunakan sebagai suatu konsep yang relatif. Pengertian ini digunakan dalam TQM. Definisi relatif tersebut memandang mutu bukan sebagai suatu atribut produk atau layanan, tetapi sesuatu yang dianggap berasal dari produk atau layanan tersebut. Mutu dikatakan ada apabila sebuah layanan memenuhi spesifikasi yang ada. Mutu merupakan sebuah cara yang menentukan apakah produk terakhir sesuai dengan standar atau belum. Produk atau layanan yang memiliki mutu, dalam konsep relatif itu tidak harus mahal dan eksklusif.
Proyektor, ballpoint, dan layanan catering sekolah bisa dikatakan bermutu jika memang telah memenuhi standar. Sehingga, pencapai mutu harus mengerjakan apa yang seharusnya ia kerjakan, dan mengerjakan apa yang diinginkan pelanggan. Dengan kata lain, ia harus sesuai dengan tujuannya.
Definsi relatif tentang mutu tersebut memiliki dua aspek. Pertama adalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi. Kedua adalah memenuhi kebutuhan pelanggan. Pada aspek pertama, penyesuaian diri terhadap spesifikasi sering disimpulkan sebagai ‘sesuai dengan tujuan dan manfaat’. Kadangkala definisi ini sering dinamai definisi produsen tentang mutu. Mutu bagi produsen bisa diperoleh melalui produk atau layanan yang memenuhi spesifikasi awal yang telah ditetapkan dalam gaya yang konsisten. Konsisten dalam hal ini adalah konsisten sesuai dengan standar atau spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Contoh, mobil Rover, Rolls-Royce dan BMW adalah produk yang memiliki mutu. Kemewahan, keindahan, eksklusifitas, dan harga tidak termasuk dalam kategori ini. Selama sebuah produk sesuai dengan spesifikasi dan standar pabriknya, maka produk tersebut adalah produk yang memiliki mutu. Pendapat tentang mutu yang demikian seringkali disebut dengan istillah mutu sesungguhnya (quality in fact) .

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/1958456-definisi-mutu/#ixzz1Nd3GBkqb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentar!